Jika ditanya bagaimana caranya agar cepat kaya, maka jawaban yang paling umum adalah: berhemat, rajin menabung dan bila perlu, berinvestasi.
Kelihatannya mudah, bukan? Nyatanya banyak orang yang justru melakukan sebaliknya. Konsumtif, boros, dan tak terpikir untuk menabung. Celakanya, tak sedikit orang yang dengan sengaja mengabaikan uang mereka, seolah uang jatuh begitu saja dari langit dan tinggal memungutinya.
Kenapa? Karena mereka tidak memahami peliknya hubungan mereka dengan uang. Jika dibiarkan berlarut-larut, jangankan kaya, sekedar bisa hidup sehari-hari saja jadi susah. Saat itu terjadi biasanya orang memilih jalan pintas untuk mendapatkannya. Hutang. Akibatnya hutang makin menumpuk tanpa ada solusi untuk melunasinya. Keadaan ini yang seringkali menjadi pemicu tindak kriminalitas.
Sebelum mimpi buruk itu terjadi, alangkah bijaknya jika kita mulai berpikir untuk berubah.
Langkah pertama dalam merubah perilaku pengelolaan uang adalah mencermati pos-pos penerimaan dan pemasukan. Caranya: Ringkaslah pos-pos keuangan Anda dalam satu angka simple dengan menjumlahkan semua pendapatan dan menguranginya dengan semua pengeluaran yang dilakukan selama kira-kira 3 bulan. Sebut saja itu “angka 90 hari” Anda.
Begitu Anda mendapatkan nilai akhir dari “angka 90 hari”, maka ada 2 kemungkinan yang akan Anda hadapi:
Jika angka Anda bernilai positif, berarti Anda termasuk orang yang cukup pandai mengelola uang. Selamat!
Tetapi jika Anda mendapatkan nilai negatif, maka Anda termasuk mayoritas orang di seluruh penjuru dunia yang seringkali berbuat “besar pasak daripada tiang”.
Meski begitu, jangan berkecil hati. Dengan bersedia melakukan perhitungan yang menghasilkan “angka 90 hari”, berarti Anda punya niat untuk memperbaiki kesalahan dalam mengelola keuangan. Langkah selanjutnya adalah melakukan hal-hal konkrit.
Berikut ini ada 3 kesalahan dalam pengelolaan keuangan beserta cara memperbaikinya:
Kesalahan pertama: Menumpuk hutang
Boros adalah penyakit dan hutang adalah penyakit yang mematikan. Apalagi hutang melalui kartu kredit dan rentenir. Saat pertama kali Anda menerima tagihan kartu kredit dan tak segera melunasinya, maka Anda sudah menanam virus penyakit dalam hidup Anda.
Jadi jika suatu saat Anda menerima kiriman surat tagihan, amati baik-baik semua yang tertulis dalam tagihan tersebut.
Perusahaan kartu kredit wajib memberitahu kita waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang jika kita membayar jumlah minimum setiap bulan. Dalam banyak kasus, ini bisa jadi hal yang mendebarkan.
Jika dipukul rata tingkat bunga 16%, hutang kita akan terus bertambah dan bertambah meskipun kita rutin membayar angsuran tiap bulan.
Setelah mengamati benar-benar tagihan Anda, mulailah mengumpulkan uang untuk melunasi hutang kartu kredit Anda. Jadi, jika Anda ingin kaya, atau dalam bahasa yang lebih optimis: tidak jatuh miskin, jauhkan keinginan untuk berhutang, apalagi hutang melalui kartu kredit. Hindari gaya hidup “gali lubang tutup lubang”.
Kesalahan kedua: Menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan
Biasanya orang senang berfoya-foya demi mendapatkan kesenangan sementara. Tapi kita semua tahu, bahwa mencampuradukkan uang dan emosi adalah kombinasi yang berbahaya.
Jangan pergi shopping hanya untuk nenyembuhkan stres. Anda hanya akan merasa senang sebentar, tapi uang yang telah Anda tabung dalam waktu lama jauh lebih penting daripada kepuasan sesaat yang diperoleh saat shopping.
Kenali saat-saat Anda berhasrat untuk menghabiskan uang hanya karena dorongan emosi dan gantilah dengan kegiatan yang lebih hemat, seperti jalan-jalan, memasak atau membaca novel. Lakukan apapun, asal tidak ke mall!
Kesalahan ketiga: Ogah berhemat
Banyak orang yang berkomitmen untuk menabung dan menjauhi hutang merasa sangat tersiksa. Sama halnya dengan orang diet yang berpantang makan makanan yang mereka sukai selama berbulan-bulan.
Memang tak mudah dan kita tak ingin jadi orang pelit, bukan?
Agar bisa tetap berhemat, tetapi juga bisa sesekali bersenang-senang dengan uang yang Anda tabung, sisihkan sejumlah tertentu dari penghasilan Anda dan pisahkan dalam tabungan tersendiri. Sebut saja tabungan itu sebagai “uang ceria”.
Jadi jika suatu ketika Anda ingin memuaskan dahaga Anda untuk berfoya-foya, gunakan “uang ceria” itu. Asalkan Anda menggunakannya untuk hal-hal yang berguna, silakan saja. Itu uang Anda yang memang Anda sediakan untuk itu.
Coba saja. Ada banyak contoh nyata dari orang-orang yang, sengaja atau tidak, menerapkan cara di atas dan mereka berhasil.
Diterjemahkan secara bebas dari Huffington Post.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar