Secara garis besar, pemimpin adalah individu yang mempunyai kekuatan, kemampuan dan kewenangan, yang dalam terminologi umum disebut dengan "memiliki jiwa kepemimpinan", untuk mengatur/ mengarahkan/ memotivasi/ memberdayakan/ memberi penghargaan/ menjatuhkan sanksi anggota kelompoknya.
Jiwa kepemimpinan sebagai sebuah spektrum holistik bisa muncul dari:
- Fisik terkuat, yang menggunakan kekuatan fisiknya untuk mengatur dan memaksa orang/ makhluk lain, membuat orang/ makhluk lain takut atau menjadi pelindung bagi kelompoknya (Kepemimpinan Primitif),
- Energi mental terkuat, unggul dalam memotivasi, komunikasi dan perilakunya mudah dipahami, tidak gentar menghadapi apapun, berani, tegas (Kepemimpinan Psikoenergetik),
- Kepiawaian mengelola/ mengorganisir (Kepemimpinan Makro),
- Kemampuan menyelesaikan tugas-tugas khusus (Kepemimpinan Mikro),
- Kemampuan mengelola pelaksanaan tugas (Kepemimpinan Proyek), dan
- Keunggulan dalam nilai-nilai, kebijaksanaan dan spiritualitas (Kepemimpinan Spiritual),
Di mana setiap pemimpin mendapatkan gaya kepemimpinannya dari perpaduan unik satu atau lebih faktor-faktor tersebut.
Ada banyak gaya kepemimpinan yang ditunjukkan oleh orang-orang top dunia yang masing-masing memiliki ciri khas. Dari berbagai gaya tersebut dapat dikategorikan dalam 5 gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Gaya Otokratik
Sebutan lain | Otoriter / Diktator / Transaksional (disebut Transaksional karena ada semacam transaksi timbal balik, di mana organisasi, bisa negara atau perusahaan, memberikan imbalan atas hasil kerja yang berhasil diselesaikan oleh kelompok/ orang yang ditunjuk. |
Peran pimpinan sebagai pengendali | Tinggi: Memerintah, mengatur, mengendalikan |
Ciri-ciri | - Pemimpin memiliki kekuasaan/ kekuatan yang besar di kelompoknya dan berwenang penuh dalam memberikan penghargaan atau hukuman.
- Perintah yang diberikan bersifat paksaan dan tidak memberi kesempatan pada bawahan untuk mengajukan usul/ saran, meskipun itu demi kepentingan bersama.
- Jarang dilakukan, hanya dalam keadaan normal.
- Hanya fokus pada tugas-tugas jangka pendek, sehingga lebih tepat disebut metode manajemen daripada gaya kepemimpinan.
|
Penerapan | - Berhasil dalam jangka pendek dan tim sudah termotivasi dengan baik.
- Untuk tugas-tugas rutin dan yang diperintah adalah orang yang tak memiliki keterampilan khusus.
- Saat krisis.
- Untuk karyawan yang sulit diatur.
|
Kelebihan | Hasilnya dapat langsung terlihat.
Berdasarkan penelitian, gaya kepemimpinan otoriter membuat orang lebih produktif, tapi jika pengawasan mengendur, produktifitas langsung terhenti. |
Kekurangan | - Karyawan tidak bisa saling berbagi kreatifitas dan pengetahuan.
- Tingkat kepuasan kerja karyawan rendah dan ada kemungkinan tidak suka dengan perlakuan atasan, sehingga berdampak pada tingginya tingkat absensi dan perputaran karyawan.
|
Contoh | Napoleon |
2. Gaya Prosedural
Sebutan lain | Task-oriented / Birokratik / Manajerial |
Peran pimpinan sebagai pengendali | Tinggi: Memerintah, mengatur, mengendalikan |
Ciri-ciri | - Bekerja harus benar-benar sesuai aturan yang ditetapkan.
- Fokus pada penyelesaian pekerjaan dan bisa jadi sangat diktator.
- Kurang memperhatikan kesejahteraan anggota tim.
|
Penerapan | - Harus memperhatikan detail tugas.
- Cocok untuk pekerjaan berisiko tinggi, seperti operator mesin, listrik, dan sejenisnya, atau yang beresiko kerugian material tinggi.
|
Kelebihan | - Tugas dan peran dijabarkan dengan jelas.
- Setiap fungsi ditata dengan baik (dari segi perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan).
|
Kekurangan | - Tidak fleksibel, pengawasan yang berlebihan bisa menurunkan semangat kerja karyawan dan kurang responsif menghadapi perubahan.
- Sulit untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan.
|
Contoh | Florence Nightingale
|
3. Gaya Transformasional
Sebutan lain | Kharismatik. |
Peran pimpinan sebagai pengendali | Sedang (dalam hal penjualan, pertimbangan, meyakinkan anggota, pelimpahan wewenang) |
Ciri-ciri | - Pimpinan memberikan pencerahan kepada bawahan tentang hal-hal yang mungkin akan terjadi, mengarahkan sasaran yang dicapai, dan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk melaksanakan sesuai dengan cara masing-masing.
- Pimpinan fokus penuh pada pengelolaan, pengembangan dan kesejahteraan karyawan.
- Pimpinan selalu menggali ide-ide baru untuk kemajuan perusahaan.
- Pimpinan sangat visible dan banyak meluangkan waktu untuk menjalin komunikasi dengan bawahan. Komunikasi merupakan landasan utama untuk meraih keberhasilan dengan menjadikan bawahan fokus pada hasil yang diharapkan.
- Pimpinan tidak perlu selalu berada di depan, karena telah mendelegasikan sebagian kewenangannya.
|
Penerapan | Dianggap sebagai gaya kepemimpinan modern dan saat ini banyak pimpinan yang menerapkannya. |
Kelebihan | - Karyawan termotivasi untuk bekerja efektif dan efisien.
- Mendorong anggota untuk bekerja sama dalam team yang solid dan kreatif.
- Antusiasme dan energi yang ditunjukkan oleh pimpinan akan dengan cepat menular ke bawahannya.
- Terjalin komunikasi yang inspiratif untuk masa depan perusahaan.
|
Kekurangan | - Tidak mungkin diterapkan secara murni (100%), karena ada hal-hal tertentu yang tetap membutuhkan perlakuan detail, seperti tugas-tugas rutin administrasi misalnya, di mana karyawan harus bekerja sesuai standar/ prosedur yang berlaku.
- Jika diterapkan secara ekstrim dapat berisiko kegagalan dalam mencapai tujuan.
|
Contoh | Barack Obama |
4. Gaya Partisipatif
Sebutan lain | Demokratik / Konsultansi |
Peran pimpinan sebagai pengendali | Sedang (dalam hal penjualan, pertimbangan, meyakinkan anggota, pelimpahan wewenang) |
Ciri-ciri | - Pimpinan mengadakan musyawarah, lalu mengambil keputusan berdasarkan hasil dari musyawarah/ saran yang dari anggota tim/ bawahan, sementara anggota tim/ bawahan yang melaksanakan.
- Anggota tim/ bawahan boleh mendiskusikan dan mengajukan usulan perubahan kebijakan.
- Pimpinan bukan orang tahu segalanya. Itulah sebabnya ia mempekerjakan orang-orang yang kompeten.
|
Penerapan | - Untuk organisasi yang membutuhkan fleksibilitas dan tanggung jawab individual yang tinggi.
- Kerjasama tim sangat penting.
- Saat kualitas hasil pekerjaan lebih utama daripada kecepatan penyelesaian dan produktifitas.
|
Kelebihan | - Saling menguntungkan: Anggota/ bawahan merasa menjadi bagian penting dari tim/ organisasi, sehingga bisa mengambil keputusan yang lebih berbobot.
- Anggota merasa ikut mengawasi dan mengendalikan, serta termotivasi untuk bekerja keras.
- Meningkatkan kepuasan kerja, karena anggota/ bawahan ikut dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
- Membantu meningkatkan ketrampilan anggota/ bawahan.
- Paling konsisten dalam hal kualitas dan produktifitas.
|
Kekurangan | - Berisiko tidak tercapainya mufakat, sehingga tidak bisa diambil keputusan.
- Anggota akan kecewa jika keputusan tidak sesuai dengan yang diharapkan/ diusulkan.
- Pengambilan keputusan lambat jika musyawarah berjalan alot.
|
Contoh | Nelson Mandela |
5. Gaya Delegatif
Sebutan lain | Laissez-faire |
Peran pimpinan sebagai pengendali | Rendah (menasehati, memberikan konseling/ bimbingan, mendampingi, melakukan observasi, menghubungkan) |
Ciri-ciri | - Anggota tim mengambil keputusan, tapi tanggung jawab ada pada pimpinan.
- Pimpinan turut dalam diskusi sebagai layaknya anggota dan menyetujui apapun keputusan tim dan anggota tim melaksanakan keputusan yang diambil sesuai tugas masing-masing.
- Gaya ini efektif jika pimpinan aktif memonitor pelaksanaan tugas dan secara rutin menjalin komunikasi dengan tim.
|
Penerapan | - Untuk pimpinan yang percaya diri dengan anggota tim/ bawahan yang bisa dipercaya.
- Untuk anggota tim yang mempunyai pengetahuan dan skill tinggi, mampu menganalisa situasi dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk kelancaran tugasnya.
- Pimpinan tidak mungkin melakukan semuanya, sehingga untuk itulah ia harus menentukan prioritas dan mendelegasikan tugas-tugas yang tidak bisa ia kerjakan.
- Cocok untuk tim riset yang beranggota ilmuwan.
|
Kelebihan | Efektif jika pimpinan terus meningkatkan kekuatan idealisme dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk memotivasi anggota tim. |
Kekurangan | - Dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lain, metode ini seringkali kurang efektif dalam kualitas hasil kerja dan produktifitas.
- Tidak cocok untuk situasi persaingan.
- Sering terjadi pada situasi, di mana manajer tidak melakukan pengawasan secara penuh.
|
Contoh | Mahatma Gandhi |
Dalam praktik, pimpinan yang baik harus mampu menerapkan gaya kepemimpinan sesuai keadaan, tidak terpatok pada satu gaya saja. Biasanya, gaya kepemimpinan Prosedural (task oriented) dikombinasi dengan gaya kepemimpinan Transformasional (people oriented) akan memberikan hasil terbaik. Namun bukan berarti gaya kepemimpinan yang lain tidak layak diterapkan.
Contoh:
Lembaga pendidikan semacam perguruan tinggi lebih cocok jika dipimpin dengan gaya Partisipatif, sementara Pegawai Negeri atau Manajer Produksi di perusahaan manufaktur akan lebih baik jika menerapkan gaya Prosedural atau Otokratik.
Tak hanya tergantung keadaan, gaya kepemimpinan yang berbeda juga perlu diterapkan pada individual yang berbeda. Jika Anda memimpin orang-orang yang cerdas, kompeten dan terpercaya, Anda bisa menggunakan gaya Transformasional, tetapi jika bawahan Anda adalah orang yang malas, dan lamban bekerja, tak ada yang lain selain menerapkan gaya Otokratik. (da/191215)
Sumber
Landasan kami dalam berbisnis adalah PROFESIONAL dan KOMITMEN. Dua kata ini yang membentuk nama perusahaan kami: PROMITMEN. PROFESIONAL karena kami dibentuk dari tenaga yang sudah profesional di bidangnya masing-masing, sedangkan KOMITMEN adalah tekad untuk memberikan hasil terbaik bagi pelanggan, mitra, karyawan dan pemegang saham.
0 komentar :
Posting Komentar