Dewasa ini kita dituntut untuk mengambil keputusan dan problem solving dengan cepat. Tingginya frekuensi perubahan situasi internal dan eksternal memaksa kita untuk membuat kriteria baru mengenai keberhasilan, kendala-kendala dan pilihan/ opsi. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan “naluri” dan preseden (contoh yang bisa dijadikan panutan) dalam mencari solusi dan gagasan-gagasan yang kreatif dan efektif.
Dengan makin banyaknya orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan problem solving, dibutuhkan kemampuan untuk bekerja sam dalam memformulasikan keputusan yang kreatif yang harus diambil. Buruknya pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan dan problem solving bisa menjadi penyebab utama stres, baik bagi individual maupun mereka-mereka yang terdampak.
Pengambilan keputusan merupakan skill penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan karir seseorang dengan tugas yang lebih luas.
1. Menentukan dan Mendefinisikan Situasi atau Masalah
Identifikasi: Apa yang terjadi? Apa yang mungkin (akan) terjadi?
Siapa yang berwenang menangani? Apakah hanya saya yang harus memutuskan?
Jika masalah yang muncul mempunyai keterkaitan dengan kelompok, semua anggota kelompok harus memahami benar-benar akar permasalahannya sebelum memutuskan cara untuk mengatasi bersama-sama secara efektif.
2. Menetapkan Sasaran
Apa yang sebenarnya Anda atau tim Anda harapkan untuk dicapai? Pada tahap ini, sasaran yang bersifat umum dan luas harus dibuat lebih spesifik dan terukur.
Begitu sasaran dapat dipahami secara jelas, maka perlu dikaji ulang atau disesuaikan dengan pengalaman sebelumnya sebagai kemajuan solusi.
3. Menyusun Kriteria Keberhasilan
Bagaimana Anda mengetahui apa dan kapan sasaran dapat diraih? Bagaimana Anda menilai efektifitas kerja tim?
Carilah cara untuk menilai kinerja secara obyektif, sehingga Anda dan tim bisa dengan jelas menentukan kinerja akhir yang diperlukan. Dengan demikian maka setiap individu akan tahu kapan masalah terselesaikan dan bisa menggunakan waktu dan energi seefektif mungkin untuk mencapainya.
4. Mendiagnosa Penyebab Masalah
Masalah yang muncul harus dipahami secara mendalam sebelum dicarikan solusinya.
Orang-orang yang terlibat dalam pencarian solusi pasti punya fakta-fakta, pendapat, gagasan dan dugaan-dugaan mengenai masalah tersebut. Kumpulkan semua fakta yang diajukan anggota tim disertai dengan riset mendalam. Jika perlu, dari eksternal perusahaan.
Perlu diingat, bahwa mengabaikan/ menyingkirkan penyebab masalah tidak akan selalu bisa menyelesaikan masalah. Contoh, jika anggaran Anda sudah habis sebelum waktunya, penyebabnya mungkin adalah penggunaan yang berlebihan. Memutuskan untuk mengurangi pengeluaran akan menghilangkan penyebab masalah, tetapi Anda akan tetap dipusingkan dengan masalah pemborosan anggaran di kemudian hari. Dalam hal ini ada dua masalah efektif dengan dua solusi yang saling terkait.
5. Menetapkan Pilihan
Mengindetifikasi siapa saja yang akan terdampak dengan keputusan yang diambil dan berkonsultasilah dengan mereka sebelum memutuskan. Jangan lupakan juga orang-orang yang berada lingkaran keputusan. Pertimbangkan fakta-fakta yang ada dan opini tim Anda, berikan pertimbangan yang seimbang antara yang setuju dan tidak setuju dengan persepsi Anda. Tetapkan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing alternatif. Lakukan penilaian faktor resiko terhadap kemungkinan keberhasilan masing-masing.
Faktor pembatas yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
- Apakah semua keputusan berada di dalam kewenangan pribadi Anda?
- Apakah keputusan yang diambil selaras dengan kebijakan perusahaan?
- Berapa biaya yang akan timbul? Apakah ada pembatasan anggaran?
- Akankah memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit orang?
- Apakah melibatkan unit kerja lain? … dan sebagainya.
6. Memutuskan untuk Bertindak
Segeralah mengambil keputusan. Waktu sangat penting.
Sebelum dan sesudah tahap ini, semua anggota tim harus terlibat total. Manajemen partisipatif berarti bahwa melibatkan semua anggota tim, mulai dari persiapan sampai implementasi, kecuali tahap ini.
Berikan keputusan dengan perhatian penuh dan seksama tanpa rasa gentar. Ketakutan tidak akan membuat orang terkesan, baik pimpinan maupun staf Anda. Jangan menunggu dan berharap muncul solusi yang sempurna.
Bahkan solusi terbaik pun sulit untuk diukur. Bagaimana Anda tahu sebelum mencoba semua pilihan yang tersedia dan kemudian membandingkanya? Seringkali Anda perlu berkompromi dengan memilih pilihan “yang terbaik di antara yang terburuk”.
Dalam keadaan tertentu, keputusan yang terbaik adalah tidak melakukan apapun. Ini bukan berarti Anda lepas dari tanggung jawab, jika Anda telah lebih dahulu mempertimbangkan dengan hati-hati semua pilihan solusi yang tersedia beserta konsekuensinya.
7. Merencanakan Tindakan
Tim harus tahu keputusan dan semua pertimbangan pada keseluruhan strategi Anda. Anda harus menjabarkan secara spesifik langkah-langkah tindakan yang dilakukan oleh perseorangan maupun tim. Cara Anda mengkomunikasikannya sangat penting bagi keberhasilan solusi Anda.
Setiap tugas yang diberikan kepada individu harus selalu terkait dengan individu lain dalam tim, sehingga tidak menyimpang dari rencana global. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi atau setidaknya memberikan informasi kepada unit kerja yang terdampak.
Bersiaplah untuk “menjual” keputusan Anda. Komunikasikan dengan penuh percaya diri. Meskipun telah dikonsultasikan sebelumnya, tapi tidak semua orang setuju dengan keputusan Anda. Jelaskan kepada mereka bagaimana dan mengapa Anda memilih keputusan itu, dan sampaikan manfaatnya. Kirimkan dalam bentuk konfirmasi tertulis tentang hal-hal yang penting, terutama jika keputusan Anda bersifat kompleks, melibatkan banyak orang, atau waktunya yang mungkin tidak tepat.
8. Mengimplementasikan Keputusan
Pada tahap ini, tugas-tugas mulai dilaksanakan. Jika sasaran dan kriteria keberhasilan sudah dibuat dengan jelas, maka Anda boleh mengijinkan kepada tim keleluasan untuk melakukan improvisasi tindakan sesuai dengan situasi dan kondisi, sepanjang tidak menyimpang dari rencana.
9. Memonitor dan Mengkaji Progress
Bisa saja rencana yang dibuat lengkap dengan jadwal untuk setiap tahapan pelaksanaan. Untuk itu Anda harus memonitor kemajuannya sesuai jadwal dan siap memberikan saran demi kelancaran problem solving di setiap area masalah. Setelah itu, perlu pula dibuat kajian sebagai panduan untuk pelaksanaan ke depan. Hal ini bisa diperoleh dari pengalaman sebelumnya, baik yang berhasil maupun yang gagal.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar